Buka toolbarnya
Close
untuk melihat buku tamu klik disini
Buku Tamu
TejaMenu
Ganti Template
Share
Tutup
Plurk
Salingsapa
Facebook
twitter

Open Here

Tafsir Bismillah

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ “Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang” Jar majrur (bi ismi) di awal ayat berkaitan dengan kata kerja yang tersembunyi setelahnya sesuai dengan jenis aktifitas yang sedang dikerjakan. Misalnya anda membaca basmalah ketika hendak makan, maka takdir kalimatnya adalah : “Dengan menyebut nama Allah aku makan”. Kita katakan (dalam kaidah bahasa Arab) bahwa jar majrur harus memiliki kaitan dengan kata yang tersembunyi setelahnya, karena keduanya adalah ma’mul. Sedang setiap ma’mul harus memiliki ‘amil. Ada dua fungsi mengapa kita letakkan kata kerja yang tersembunyi itu di belakang: Pertama : Tabarruk (mengharap berkah) dengan mendahulukan asma Allah عزّوجلّ. Kedua : Pembatasan maksud, karena meletakkan ‘amil dibelakang berfungsi membatasi makna. Seolah engkau berkata: “Aku tidak makan dengan menyebut nama siapapun untuk mengharap berkah dengannya dan untuk meminta pertolongan darinya selain nama Allah عزّوجلّ”.
Info

SELAMAT DATANG

Selamat datang di Blog islami - saya senang Anda berada di sini, dan berharap Anda sering datang kembali. Silakan Berlama - Lama di sini dan membaca lebih lanjut tentang artikel islamiyang saya susun.

Sekilas Tentang TEJA HTC

Nama saya Teja HTC, Saya Bukan Seorang Blogger, Desainer atau Apapun Tapi Saya Hanya Seseorang Yang Ingin Selalu Belajar dan Ingin Tahu Sesuatu Yang Baru...

Home » » Cara meningkatkan Potensi Jiwa kepemimpinan pada pemuda islam

Cara meningkatkan Potensi Jiwa kepemimpinan pada pemuda islam

Assalamualaikum Warrahmatullahhi wabarakatuh, Allahmdulillah pada kesempatan kali ini kita dapat bertemu lagi di blog " Pentas Islami 5 | share tentang berbagai informasi tentang islam "  yang mudah-mudahan sobat semua dalam keadaan sehat , dan pastinya masih dirahmati allah swt ... Pada kesempatan kali ini saya akan Share Tentang " Cara meningkatkan Potensi Jiwa kepemimpinan pada pemuda islam " yang mudah mudahan artikel ini dapat berguna buat sobat semua untuk mengingkatkan jiwa kepemimpinan sobat semua. Amin...
Berikut Cara meningkatkan Potensi Jiwa kepemimpinan pada pemuda islam


Kalian adalah pemimpin, maka kalian akan dimintai pertanggunganjawaban. Penguasa adalah pemimpin, maka akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinannya. Suami adalah pemimpin keluarganya, maka akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinannya. Istri adalah pemimpin (rumah tangga suaminya), maka akan dimintai pertanggungjawabannya. Pelayan adalah pemimpin (atas harta tuannya), maka akan dimintai pertanggungjawaban atas pengelolaannya. Oleh karena kalian adalah pemimpin, maka kalian akan dimintai pertanggungjawabannya.” (HR Bukhari-Muslim)
Secara sederhana pemimpin sejati adalah mereka-mereka yang memiliki kemampuan menjelajahi hati pengikutnya. Hal itu ditandai dari kepemimpinannya yang apabila makin menempati posisi-posisi linggi, maka semakin tinggi pula kearifannya. Pemimpin semacam ini akan mampu membangkitkan kesadaran orang-orang yang dipimpinnya. Sehingga dengan kepemimpinannya akan membuat mau orang-orang yang dipimpinnya.
Adapun untuk memahami ini perlu diyakini bahwa bakat kepemimpinan itu sebenarnya tidak dilahirkan. Bakat tersebut muncul melalui keterampilan yang terus diasah dan ditumbuhkembangkan. Memang ada pemimpin yang hanya fasih berbicara. Namun sebelumnya, kalau ia tidak memiliki ilmu, ia tidak sering berlatih, maka bisa jadi kata-katanya terpeleset pada kesalahan. Begitu juga kalau ada seorang pemimpin yang berani. Kalau tidak sering-sering dilatih, maka keberaniannya suatu saat akan banyak berbuah kezaliman.
Seseorang bila disebut sebagai pemimpin cirinya dapat pula kita saksikan dari kematangan pribadi dan karyanya. Ia memiliki visi yang sangat jauh ke depan. Ia mampu menggali dan mensinergikan potensi. la iuga mampu memotivasi, bail lewat leteladanan maupun kata-katanya yang arif. Dan ini semua didapatkan melalui latihan-latihan yang memakan waktu cukup lama.
Di sini timbul pertanyaan, apa yang membedakan seorang pemimpin dengan manajer? Jawabannya adalah, pemimpin atau leader adalan orang yang bisa membangun semangat serta menumbuhkan ide dan gagasan bagi orang-orang yang dipimpinnya. Jadi, selain bekerja, pemimpin itu memiliki kemampuan menjadikan orang-orangnya kaya akan ide-ide segar.
Seorang pemimpin mampu menyuruh karyawannya dengan menerapkan ide-ide orisinal yang ia telurkan, sehingga si karyawan yang disuruhnya tidak merasa disuruh. Sebaliknya, seorang manajer hanya berkemampuan mengarankan karyawan untuk bekerja dan menyelesaikan tugasnya dengan lebin baik.
Oleh sebab itu, untuk tampil menjadi seorang pemimpin, kita perlu mempunyai kesempatan menafakuri lingkungan sekitar. Pertama-tama, perlu membaca potensi diri. Setelah potensi diri dapat terbaca, baru meluaskan pengaruh dengan melihat potensi diluar diri.
Potensi-potensi ini, kalau tidak terbaca, suatu saat kelak ia akan tetap terpendam dan makin tak tergali. Padahal setiap orang di sekitar kita mempunyai pengalaman, mempunyai masa lalu. Mereka-mereka yang mempunyai pengalaman gagal di masa lalu sesungguhnya merupakan aset yang berharga. Karena, dengan bercermin dari kegagalan masa lampau, mereka akan lebih berhati-hati lagi dalam berusaha. Artinya, seorang pemimpin itu pada dasarnya adalah orang yang selalu belajar dan terus mengembangkan kemampuannya, sehingga ia menjadi contoh teladan bagi yang dipimpinnya.
Dalam hal ini, seandainya kita yang menjadi pemimpin, maka logikanya kita adalah contoh keteladanan. Orang-orang yang dipimpin akan mengikuti teladan pemimpinnya. Kalau pemimpinnya baik, rakyatnya selaku pengikut akan baik pula. Sebaliknya, kalau keteladanan pemimpinnya buruk, imbasnya ialah, rakyatnya pun ikut buruk.
Solusi setelah evaluasi mengenai kondisi kepemimpinan. Pemimpinnya harus ada kesadaran bahwa mereka adalah contoh buat rakyatnya, teladan bagi pengikutnya. Sehingga, kalau sudah merasa diri ini sebagai teladan, jangan pernah sedikit pun menyuruh orang lain sebelum menyuruh dirinya sendiri. Jangan pernah melarang orang sebelum melarang diri sendiri. Di sini berlaku, “Kabura maqtan indallahi an taquulu ma laa taf aluun“. Amat besar kemurkaan Allah buat orang yang berkata tetapi tidak mengerjakan apa yang ia katakan. Jadi seimbangkan antara kata-kata dan perbuatan.
Jika saat ini kita disanjung banyak orang, dipuji banyak khalayak, pada dasarnya itu bukan karena kecerdasan kita, juga bukan karena gelar kita. Demi Allah! itu terjadi karena Allah sendiri yang menutupi aib kita, kekurangan kita. Kalau kemudian itu dibeberkan oleh-Nya, apa jadinya diri kita ini. Mudah-mudahan solusi pertama ini menjadi kesadaran global.
Yang kedua. Sudah saatnya, program “bening hati” ini disosialisasikan pada semua pihak. Tentunya dikerjakan secara sistematis berkesinambungan. Agar semua pihak punya pemahaman bahwa kebahagiaan hidup, kesuksesan hidup itu sebenarnya didirikan diatas fondasi kemuliaan akhlak. Sebab, kemuliaan itu bukan dilihat dari kehormatan orangnya, bukan dari kedudukannya atau hartanya yang banyak, tetapi dari kualitas akhlak orangnya. Nah, kalau program ini telah membudaya, bisa membuat semua orang lebih berpikir ke arah hakikat hidup yang sebenarnya, yang pada intinya berangkat dari kebeningan hati.
Jika yang pertama adalah contoh keteladanan dan yang kedua adalah pembinaan yang sistematis dan berkesinambungan. Maka yang ketiganya, semua itu harus dipelihara dengan sistem yang kondusif. Di mana sistem ini dibangun oleh orang-orang yang telah memperhatikan hatinya. Hasilnya akan terlihat dari produk yang mereka hasilkan. Misalnya, perundangan-undangan atau peraturan yang mereka keluarkan justru membuat keadilan makin tegak. Orang enggan untuk berbuat buruk karena adilnya peraturan yang dibuat oleh orang-orang yang memiliki keteladanan perilaku yang tinggi yaitu kemuliaan akhlak. Disini keadilan tegak tanpa kebencian.
Yang Terakhir, yang patut benar-benar kita perhatikan sesudah ketiganya terpenuhi adalah membangun dengan “kekuatan ruhiyah.” Sebab dengan kekuatan ini kita punya sandaran yang teguh, kokoh dan Maha Kuat, Yaitu Allah SWT. Kita ini, Laa hawla wa laa quwwata ilia billah. Kekuatan untuk membangun ada pada kekuatan yang dititipkan Allah pada kita. Untuk itu, setiap ada Kesulitan sekecil apa pun, atau sebesar apapun, akan ringan kalau dikembalikan pada-Nya.
Dengan begitu, mudah-mudahan kita akan dibimbing-Nya untuk tahu bagaimana mendaya-gunakan amanah yang ada. Semoga kita dapat membangun kebersamaan yang menumbuhkan “kekuatan ruhiyah” tersebut. Wallahua’lam

Sekian Posting kali ini Semoga Sobat Semua dapat Meningkatkan Jiwa Kepemimpinan . Wassalamualaikum Wr.Wb 

Sumber  :  KIP's Bandung 

Silakan Bagikan Artikel 'Cara meningkatkan Potensi Jiwa kepemimpinan pada pemuda islam' ke teman-teman anda
Comments
1 Comments

Ada 1 Komentar di "Cara meningkatkan Potensi Jiwa kepemimpinan pada pemuda islam".

Bagaimana Pendapat Anda Tentang "Cara meningkatkan Potensi Jiwa kepemimpinan pada pemuda islam"?

KomentarImage Silahkan Isi Komentar Anda pada opsi Name/Url Untuk Anda yang memiliki Web/ Blogger.

Silakan Isi KOmentar Dengan Baik Dan Bijak

© Copyright Selamat Datang di situs -klik rofie-: Cara meningkatkan Potensi Jiwa kepemimpinan pada pemuda islam | Design by Muhammadsuteja | Published by Teja HTC | Powered by Pentas islami